Selasa, 27 Maret 2012

Jika bukan dirimu (translate : if you are not the one - Daniel beddingfield)

view English version

Jika bukan kamu mengapa jiwaku merasa senang hari ini
Jika bukan kamu mengapa tanganku sama denganmu
Jika kamu bukan milikku lalu mengapa hatimu menjawab telepon saya
Jika kamu bukan milikku akankah ku punya kekuatan untuk berdiri

Ku tak pernah tahu apa yang akan masa depan bawa, tapi aku tahu kau ada denganku sekarang.
Kita akan berhasil melaluinya dan aku berharap dapat berbagi hidup denganmu.

Ku tak ingin berlari tapi ku tak bisa menerimanya, ku tak mengerti.
Jika aku tidak diciptakan untukmu lalu mengapa hatiku berkata demikian
Apakah aku bisa berada dalam pelukanmu

Jika aku tak memerlukanmu lalu mengapa aku menangis di tempat tidur
Jika aku tak memerlukanmu lalu mengapa namamu menggema di kepalaku
Jika kau bukan untukku lalu mengapa jarak ini melukai hidupku
Jika bukan untukku mengapa kau hadir dalam mimpiku sebagai istriku

Saya tidak tahu mengapa kau begitu jauh tapi aku tahu bahwa banyak yang benar.
Kita akan berhasil melaluinya dan aku berharap dapat berbagi hidup denganmu.
dan aku berharap ku kan mati bersamamu.
dan aku berdoa agar ku buat rumah bersamamu
Ku harap ku kan mencintaimu sepanjang hidupku.

Ku tak ingin berlari tapi ku tak bisa menerimanya, ku tak mengerti.
Jika aku tidak diciptakan untukmu lalu mengapa hatiku berkata demikian
Apakah aku bisa berada dalam pelukanmu

Karena aku merindukanmu,  jiwa dan raga yang begitu kuat dan membuatku tak mampu bernafas.
dan aku membawamu ke dalam hatiku dan berharap kan mampu berdiri saat ini
Karena aku mencintaimu, apakah salah atau benar dan meskipun aku tidak bisa bersamamu malam ini,
kau tahu hatiku di bersamamu.

Ku tak ingin berlari tapi ku tak bisa menerimanya, ku tak mengerti.
Jika aku tidak diciptakan untukmu lalu mengapa hatiku berkata demikian
Apakah aku bisa berada dalam pelukanmu

Daniel Bedingfield - If Your Not The One

If your not the one then why does my soul feel glad today
If your not the one then why does my hand fit yours this way
If you are not mine then why does your heart return my call
If you are not mine would I have the strength to stand at all

I never know what the future brings
But I know your here with me now
We'll make it through, and I hope you are the one I share my life with

I don't wanna run away but I can't take it I don't understand
If I'm not made for you then why does my heart tell me that I am
Is there anyway that I could stay in your arms

If I don't need you then why am I crying on my bed
If I don't need you then why does your name resound in my head
If your not for me then why does this distance mean I’m alive
If your not for me then why do I dream of you as my wife

I don’t know why your so far away, but I know that this much is true
We’ll make it through and I hope that your the one I share my life with
And I wish that you could be the one I die with
And I pray that your the one I build my home with
I hope I love you all my life

I don’t wanna run away but I can’t take it I don’t understand
If I’m not made for you then why does my heart tell me that I am
Is there anyway that I could stay in your arms

Coz I miss you body and soul so strong that it takes my breath away
And breath you into my heart and pray for the strength to stand today
Coz I love you whether it’s wrong or right and though I can’t be with you tonight
You know my heart is by your side

I don't wanna run away but I can't take it I don't understand
If I'm not made for you then why does my heart tell me that I am
Is there anyway that I could stay in your arms

saat ku terjatuh sakit, kau adalah aspirin

setelah 10 hari menghilang, tanpa kabar, membuat Wahidin hampir putus asa, namun ia tahu Allah Maha Tahu, ia curhat padaNya, dengan penuh keyakinan ia dapatkan jawaban, bahwa Annisa masih bersamanya, dengan sebuah suara yang terdengar melalui telepon pada jum'at ashar ketika ia bersama Arya, adik angkatnya di istora senayan. ajaibnya, saat itu Wahidin tengah merasakan sakit di kepalanya yang tak lagi sanggup ia tahan, duduk menunduk memegang kepala dan sesekali ia pijit pada pusat rasa sakit, namun seketika sakit itu hilang setelah ia mendengar suara Annisa, tak perlu Bodrex, panadol ataupun aspirin, di suara Annisa Allah anugerahkan obat paling manjur. setelah itu, 9 buku termasuk Al-Quran warna hijau yang dibeli adiknya untuk sang kekasih didapai dalam waktu kurang dari 2 jam. "Ya Allah, lebeykah hamba jika memang yang hamba rasakan demikian, Engkau yang Maha Tahu"

beberapa buku Wahidin beli dengan niatan agar Annisa dapat membacanya pula, dan bertukar buka ketika buka yang dipegang masing2 telah selesai dibaca, "Lovely Book for Lovely One" tertera jelas di cover buku yang ia beli. sabtu siang, pukul 11 ia melaju ke rumah Annisa, dengan penuh keyakinan Annisa kan senang dengan pemberiannya.

sempat mampir di Masjid Nurul Huda yang tak jauh dari rumah Annisa untuk sholat Zhuhur, Wahidin tiba di rumah Annisa. "Assalaamu'alaikum, Annisanya ada...???" salam yang dibalut senyum ia tebarkan. Annisa berniat canda menjawab "walaikumussalaam, maaf mas,,, Annisanya baru aja pergi..."
"hehehe,,, bisa aja dah,,,," makin lebar saja senyum Wahidin "pa kabar Annisa?"
Annisa balas senyum Wahidin dengan jawaban "Alhamdulillah, baik. Wahidin gimana?"
"alhamdulillah, sehat"

tak ingin ada fitnah antara keduanya, teman Annisa diajak berkumpul, ramai memang, namun Wahidin harus ikut pulang ketika teman Annisa pulang, sangat disayangkan, pertemuan yang singkat, namun Wahidin belum ingin cepat pulang, ia pergi ke Masjid, membaca buku yang ia beli kemarin. hal menarik pun ia dapatkan dari buku itu. sempat tertidur setelah sholat ashar, Wahidin terbangun dan wkatu sudah hampir jam 5 sore. bingung, kecewa, resah, berpadu saat itu, Wahidin putuskan tuk pulang, selang 5km dari masjid, ia hentikan motornya, sejenak diam, masih ada banyak hal yang ingin ia sampaikan pada Annisa, lalu Wahidin pun kembali ke rumah Annisa.

sampainya Wahidin di rumah Annisa, ia bertemu adik Annisa yang manis, dan kembali masuk. sudah mengerti kedatangn Wahidin, si adik pun mencari kakaknya, lalu ia keluar menemui Wahidin "ka Annisanya lagi mandi", ok lah kalo begitu, Wahidin tunggu hingga ia selesai mandi. beberapa saat Annisa belum keluar, namun Ibunya datang, dipersilahkanlah Wahidin tuk duduk. Annisa cantik dan harum, keluar menemui Wahidin. layaknya bocah SMP yang melihat hasil UN dan ia lulus, betapa senangnya Wahidin. obrolan santai pun terajut bersama terbenamnya matahari. Annisa meminta Wahidin untuk membacakannya beberapa baris dalam kitab tafsir yang ia beli di Islamic Book Fair kemarin. Annisa takjub dengan bacaan Wahidin, tulisan bahasa arab yang tak ber-syakl mampu ia baca setangah lancar.

di tengah asyiknya bercakap, Wahidin keluarkan kreasi grafis yang ia buat malam tadi, foto Annisa dengan tulisan puisi lagu cinta, diterima Annisa dengan balasan sebuah lagu bernuansa slow-pop berbahasa inggris, dengan nada yang santai dan kata2 yang indah, membuat Annisa menyukai lagu itu, setelah mendengar lagu itu, Wahidin yang ternyata pernah mendengar lagu itu seketika menyukainya. Indah, lebih indah dari puisi yang ia tulis untuk Annisa.

Adzan magrib telah berkumandang, saatnya Wahidin pulang, sepanjang perjalanan menuju rumah senyum Wahidin tak redup, rembulan pun ikut tersenyum. bahagia Wahidin bertambah setelah ia lihat HPnya mendapat pesan dari Annisa mengartikan hp Annisa sudah selesai diperbaiki, mereka berdua bisa kembali berkomunikasi jarak jauh.

Senin, 26 Maret 2012

Ku serahkan padaMu, Rabb. (4)

Sabtu pagi, Wahidin mendapat pesan pendek dari Annisa, yang bertuliskan kata maaf dan berharap pada  Wahidin agar mengerti setelah kurang dari 2 hari hilang tak ada kabar dari Annisa, sensitif hati Wahidin mengertikan hal itu sebagai pertanda akan ada hal buruk bagi dia. Langsung saja, setelah menunaikan sholat zhuhur ia menuju rumah Annisa.

Sesampainya di Masjid dekat rumah Annisa, Wahidin menelponnya memastikan kondisi rumahnya, dan ternyata orang tua Annisa sedang tak ada di rumah, terpaksa Wahidin menunggu hingga orang tuanya pulang. Kebetulan saja, Hamdi, teman Wahidin sedang mendampingi kontingen Pramuka SD latihan untuk perlombaan ahad esok, dan membuat waktu menunggu Wahidin dapat terisi dengan menemani Hamdi.

Pukul 17:00, Annisa mempersilahkan Wahidin datang ke rumahnya setelah ia kabarkan bahwa orang tuanya sudang datang. Sesampainya di rumah Annisa, Wahidin tak ingin lama2 membahas tujuannya datang ke rumah Annisa.

W : kemana aja, ko 2 hari kemaren ga da kabar, trus sms tadi pagi maksudnya apa?
A : ngga apa-apa, tadi pagi aku minta maaf karena sms dari kakak ga aku bales, tapi ga da maksud apa2
W : sebenernya maksud lebih dari temen yang kamu maksud di sms malam selasa kemaren apa
A : ga ada maksud apa-apa (nampaknya Annisa belum ingin menjelaskan semuanya)
W : kalo ga ada maksud apa-apa, kenapa waktu aku sebut kamu sahabat, kamu ga terima? Kata-kata “jangan kemana-mana”, maksudnya apa (Wahidin tak menyerah dengan pertanyaannya)
A : Wahidin,,, kalo kita memang jodoh, dengan cara apa pun kita pasti bertemu kembali, ya kalo kita jodoh, kau jangan kemana-mana
W : (dug dag dig, jawaban Annisa membuat jantung wahyu berdetak kencang, karena Wahidin mengira akan ada hal yang ia tak inginkan terjadi), Annisa, tanpa ada maksud negatif, apa kamu tahu perasaan kau ke kamu saat ini bagaimana?
A : tahu,
W : apa sama dengan apa yang kamu rasakan ke aku?
A : hmhmhmhm, sekedar memastikan, emangnya kamu cinta ma aku?
W : iya, sebaliknya?
A : sama,
W : tapi sekali lagi, aku nyatakan bukan berarti aku mengajak kamu buat jadi pacar aku, tapi beginilah kenyataannya, aku sayang kamu, selanjutnya terserah kamu bagaimana kita akan jalani
A : seperti apa yang kamu telah katakan, “kita jalani seperti air mengalir”
W : yup, sebagai sahabat
A : hanya sahabat?
W : ya, sahabat. Seperti halnya sahabat kamu yang lain, ga ada status spesial, kata-kata spesial di antara kita
A : tapi aku mau lebih
W : lebih bagaimana maksud kamu
A : kita memang sahabat, tapi perhatian kita, rasa saling menjaga kehormatan kita, saling mengingatkan, lebih dari sekedar sahabat.
W : ok, aku setuju, lega rasanya mendengar kesepakatan ini, setelah beberapa hari di hantui keraguan, akhirnya aku yakin.
A : dan kita sudah tahu, jodoh adalah urusan Allah
W : jika memang 5 tahun mendatang aku di takdirkan menikah, ku harap kau lah mempelai wanitanya
A : 5 tahun,,, semoga kita bertemu kembali.
W : Amien,,,
A : dengan kesepakatan ini, kita akan tahu, siapa di antara kita yang main-main dengan perasaan ini.

Senyum Wahidin pertandakan hal setuju yang tak dapat ia katakan dengan kata karena bahagia yang mendalam, waktu magrib pun datang setelah percakapan panjang, Wahidin pun pamit pulang, dan ternyata Atikah adik Annisa adalah salah satu anggota Pramuka yang esok hari akan ikut perlombaan yang mengharuskan ia menginap di sekolah bersama teman-teman sastu sekolahnya. Kesempatan bagi Wahidin menjaga adik Annisa pun tak ia sia-siakan, meski tak bisa mendampingi hingga tempat perlombaan, namun semalam tak pejamkan mata sebagai tim sukses di balik panggung  menjadi sarana pengganti untuk menyampaikan rasa simpatinya pada Atikah.

Kebahagiaan tahap awal, sudah Wahidin raih bersama Annisa, semoga puncak kebahagiaan mereka di tahap selanjutnya bisa dirasakan bersama di atas pelaminan.

"dan kami serahkan perasaan ini padaMu, Rabb"

Ku serahkan padaMu, Rabb. (3)

Bukanlah akhir dari cerita ini, namun tak pula dijanjikan berlanjut, Wahidin telah mengatakan perasaannya pada Annisa dengan untaian kata "Annisa, aku tahu kau juga menyadari akan perasaan yang kini ku rasakan, karena aku pun pernah bercerita tentang seseorang kepadamu, dan ku harap kau pun tau siapa dia, dan kini, ku putuskan tuk menjalani bersamanya, meskipun begitu, aku tak dapat berbuat banyak, hanya memalui kata2 dalam tulisan dan suara, tanpa dapat berbuat langsung untuknya, karena ku sadari aku jauh dengannya, namun ku juga sadar, aku menyayanginya"

keduanya sempat terdiam, hingga akhirnya Annisa bicara yang tertuang dalam sebuah surat,


Wahidin menjawab dengan penuh keyakinan, "ku ingin,  jalani semua layaknya aliran sungai menuju lautan, bersamamu, jika kau ingin...."

apakah Annisa memang benar-benar menerima kehadiran Wahidin di hatinya, akan ada jawaban di episode selanjutnya.

Ku serahkan padaMu, Rabb. (2)

"apa kamu akan slalu ada buat aku
Selalu ada di saat aku susah, aku senang, aku bimbang, aku gundah, aku takut, aku gembira, aku sedih...
apakah kamu akan selalu ada ?"

malam ini Wahidin mendapat permintaan dari Annisa, entah apa yang membuat Annisa memberikan permintaan tersebut, apakah memang ia sudah tahu bahwa Wahidin punya rasa padanya, namun sungguh sulit bagi Wahidin untuk berikan janji itu pada Annisa. Wahidin adalah seorang mahasiswa yang hidup bersama keluarga yang berjarak waktu 1 jam perjalanan normal. waktu bersama keluarga Wahidin habiskan berkumpul bersama menjaga warung nasi peninggalan Almarhumah Bundanya. mungkinkah Annisa tahu juga akan hal itu?

"Ya Allah, jika cintaku kali ini mampu merusak susunan puzzle yang sudah tersusun rapih, ku benar2 serahkan cintaku padaMu, Engkau yang maha tahu akan hatiku, Engkau Maha Kuasa membolak-balikan hati ini, maka balikkanlah hatiku tuk kembali merindukanMu Ya Rabb"

CIDADI, cinta dalam diam yang kini Wahidin alami, karena ia tak sanggup ungkapkan semua yang ia rasakan pada Annisa, malam ini Wahidin sepenuhnya menyerahkan perasaan itu pada Allah, dan berharap akan jawaban dariNya. Ungkapkan atau lupakan. nantikan kelanjutannya....!!!