Kamis, 30 Desember 2010

Ku serahkan padaMu, Rabb. (1)

2009, awal pertama kali Wahidin kenal jejaring sosial Facebook, pada tahun ini pula ia mulai kenal dengan seseorang wanita dari kota tetangga. Annisa Nurmala.

Annisa adalah wanita cantik yang polos, semua orang pasti menyebut hal itu saat kenal dengan dirinya. tak bedanya dengan Wahidin. sabtu terakhir bulan januari, dia ajak Annisa menghilangkan penat panjangnya hari libur. janjinya mau jalan2 ke suatu tempat namun cuaca menghambat hingga akhirnya mereka makan bakso bareng di suatu tempat, hangat, nikmat, hingga bakso pun habus mereka sikat. benar2 hebat, Annisa pilih tempat, yang memang agak jauh namun dibalas dengan bakso yang nikmat.

bakso habis, Annisa ajak Wahidin pulang ke rumahnya, meski sempat mampir ke rumah temannya. entah tahukah Annisa bahwa terkejut hati Wahidin melihatnya, hingga habis sudah kata2 di benak Wahidin, 1 jam lebih mereka duduk berdua di teras rumah Annisa, sambil memandangi hujan turun, tak banyak yang Wahidin katakan, bahkan hanya bicara ketika Annisa bertanya. Subhanallah, tidaklah Engkau ciptakan ini dengan kesalahan Ya Allah, hati Wahidin seketika tersentuh. diam, diam, dan hanya diam yang bisa dilakukan Wahidin. mungkin Annisa bosan, jenuh, kesal, karena Wahidin hanya diam. "Annisa, maafin Wahidin ya....!!!"

akhirnya Wahidin balas rasa kecewa Annisa dengan 2 bungkus bakso nikmat 8 hari selanjutnya, 3 kali salam ga ada yang jawab, wahyu tetep nunggu mpe akhirnya Luqman, kakak Annisa dateng, "kak,Annisanya ada ga, tolong panggilin donk", dug dag dig dug dag dig dug dag dig, akhirnya sosok wanita muncul, ga pake banyak omong, langsung Wahidin  kasih tuh bakso, pengen sih dia temenin Annisa yang lagi ditinggal orang tuanya karena ada acara, tapi masa iya dia berduaan ma anak orang pas orang tuanya ga ada, kan ga lucu. akhirnya dia ketemu ma Aisyah + 1 menit doang.

pertemuan pertama dan kedua mungkin terasa tak berkesan bagi Annisa, dan Wahidin pengen balas dengan sebuah pertemuan yang membuat Annisa tersenyum. sabtu ketiga bulan februari, Honda Beat bernuansa Madridista nganter Wahidin ke masjid yang lagi ngadain "maulidan", Annisa lah bendaharanya. niat Wahidin pun berjalan lancar, seperti matahari terbit membawa sinar terang setelah mendung gelap menutupi hati yang sudah lama kelam, senyumannya rontokkan jutaan bunga mawar yang ingin sekali Wahidin persembahkan untuk Annisa, namun apalah arti jutaan bunga dibanding senyumannya. Wahidin jatuh cinta...??? mungkin saja.

tapi, masih ada bayang trauma akan kegagalan semester lalu, yang ia akhiri dengan nilai yang kurang memuaskan, meskipun masih berpredikat Istimewa (Mumtaz), yang membuatnya tak dengan mudah mengatakan sayang dan cinta buat Annisa, wanita Pencuri Hatinya.

perasaan memang tak dapat ia dustai, Annisa memang begitu istimewa baginya, kelopak matanya yang hitam meski tak pekat dan bulatan matanya yang hampir sempurna, membuat Wahidin teringat akan gambaran Bidadari Surga yang Allah gambarkan di Al-Quran. namun Wahidin masih tak sanggup mengungkapkannya, dan akhirnya ia pustukan untuk jalani keadaan ini seperti apa adanya, mengalir bagaikan air, hingga akhirnya Allah kan tentukan.

"kini, ku serahkan segalanya padaMu, Wahai Dzat Yang Maha Pengasih."

((cerita ini belum selesai, dan akan berlanjut pada waktu yang tak dapat ditentukan, Insya Allah.))

وفّقنا الله إلى الصراط المستقيم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar